Friday, 4 February 2011

love..marriage

Suatu hari, Plato bertanya kepada gurunya
(Socrates),
"Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa
menemukannya?"
Gurunya menjawab, "Ada ladang gandum yang
luas di depan sana. Berjalanlah, tetapi jangan
mundur kembali, kemudian ambillah satu buah
ranting. Jika kamu menemukan ranting yang
kamu anggap paling menakjubkan, artinya
kamu telah menemukan cinta."

Plato kemudian berjalan, tidak berapa lama
kemudian ia kembali dengan tangan kosong
tanpa membawa apapun.
Gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak
membawa satu ranting pun?"
Plato menjawab, "Aku hanya boleh membawa
satu saja dan saat berjalan tidak boleh mundur
kembali (berbalik). Sebenarnya aku telah
menemukan yang paling menakjubkan, tapi
aku tidak tahu apakah ada yang lebih
menakjubkan lagi di depan sana, jadi ranting
tersebut tidak kuambil. Setelah aku
melanjutkan perjalanan, baru aku sadar bahwa
ranting-ranting yang kutemukan kemudian
tidak sebagus ranting yang tadi, jadi akhirnya
tak sebatang ranting pun yang kuambil,"
Guru menjawab, "Itulah yang dimaksud
dengan cinta."

Beberapa hari kemudian, Plato kembali
bertanya kepada gurunya, "Apa itu
perkawinan? Bagaimana saya bisa
menemukannya?"
Gurunya menjawab, "Ada hutan yang subur di
depan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur
kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh
menebang satu pohon saja. Jika kamu
menemukan pohon yang paling tinggi
tebanglah. Dengan begitu artinya kamu telah
menemukan apa itu perkawinan."
Plato kemudian berjalan dan tidak berapa lama
kemudian ia kembali dengan membawa sebuah
pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang
tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.
Gurunya bertanya, "Mengapa kamu memotong
pohon yang seperti itu?"
Plato menjawab, "Berdasarkan pengalamanku
sebelumnya, setelah menjelajah hampir
setengah hutan, ternyata aku kembali dengan
tangan kosong. Jadi pada kesempatan ini, aku
lihat pohon ini dan kurasa tidak terlalu buruk.
Jadi kuputuskan untuk menebangnya dan
membawanya ke sini. Aku tidak mau
kehilangan kesempatan untuk
mendapatkannya."
Gurunya menjawab, "Itulah yang dimaksud
dengan perkawinan."

Cinta itu semakin dicari, semakin tidak
ditemukan.
Cinta adanya di dalam lubuk hati, ketika kita
dapat menahan keinginan dan harapan yang
lebih. Ketika pengharapan dan keinginan
berlebihan akan cinta, maka yang didapat
adalah kehampaan. Tak ada satupun yang
didapat serta tidak dapat dimundurkan
kembali. Waktu dan masa tidak dapat diputar
mundur. Terima cinta apa adanya.

Perkawinan adalah kelanjutan dari cinta.
Perkawinan merupakan proses mendapatkan
kesempatan. Ketika kau mencari yang terbaik
diantara pilihan yang ada, maka kau akan
mengurangi kesempatan untuk
mendapatkannya. Ketika kesempurnaan ingin
kau dapatkan, maka sia-sialah waktumu untuk
mendapatkan perkawinan itu. Karena
kesempurnaan itu hampa adanya...

No comments: