Saturday 24 September 2011

A Piece of Life

Hari ini seperti biasa, menjadi sopir buat mama dan adek tersayang.. Pagi hari dimulai ke gereja, setelah beberapa hari ini niatnya pengen ke gereja, tapi entah kenapa, pasang alarm jam 4 pagi, ujung ujungnya kalau ga di snooze, di stop. Bangun bangun, jegeeer! udah jam setengah 6 pagi, which is misanya udah mulai, atau bahkan jam setengah 9 pagi. Yaallah. Siang banget gw bangun. haha. Tapi hari ini, Puji Tuhan, malaikat baik menang diatas setan yang bernaung di dalam diri gw. hehe. Awalnya mau bangun pagi beraaaatt banget. Apalagi buat ngebuka mata. Rasanya sepeet banget. Tapi setelah cuci muka, gosok gigi, wah. Nikmat banget. Udara masih bersih, masih sunyi senyap, dan yang terpenting, jalanan kosong! hahaha. Tapi emang dasarnya orang Jakarta, masih pagi, ga bisa ngeliat jalanan kosong. Jam 5 pagi bahkan orang-orang nyetir uda kaya ngejar maling. Ngebut semua. ckckck.

Selesai ke gereja, doa sebentar, kicau burung terdengar dari luar pintu gereja yang dibuka. Wah. Jarang banget sekarang denger kicau burung di Jakarta. Karena gw rasa -selain sekarang jadi pengangguran dan gw bangunnya kesiangan terus- burung-burung pada ngambek karena tempat mereka hidup pada ditebangin dan dijadiin jalanan. Suara air kolam di depan gereja juga semakin membuat kesejukan pagi ini bertambah, apalagi di dalamnya ada ikan koi yang lucu banget dan selalu berenang mengikuti pergerakan badan gw yang mungkin di dalam pikiran mereka, gw akan memberikan makan, padahal iseng aja ke kanan kiri. Jarang-jarang ngerjain ikan koi di gereja. hihi

Dan hari ini, terasa sangat panjang. Bertemu dengan banyak orang, berbagai macam tipe dan kondisi. Akhirnya timbullah pembicaraan antara gw dengan beberapa orang, dalam waktu yang berbeda, topik yang berbeda pula, dan dengan emosi yang berbeda pula. Hal ini membuat gw merasa sangat terberkati dan sangat bersyukur sama Tuhan karena gw dipertemukan dengan orang-orang seperti mereka yang "mengajarkan" gw beberapa hal dalam hidup ini..

Here comes the first, my lovely mom..
it's nice to tell a story, have a quality time and share something to your mom, isn't it?
bisa membicarakan banyak hal, mulai dari kuliah, kerjaan, pacaran, pernikahan, tentang persiapannya, kehidupan rumah tangganya, seneng susahnya, cara momong anak, kedekatan sama anak. Wah. My mom is the best mom in the world, and thank God, karena memberikan ibu sebaik dan sesabar mama. Yaa walaupun cerewet dan berisik banget sih. Apalagi masalah pekerjaan rumah tangga. hhaha. Capek mah. But then, when i said that, my mom always say "jadi ibu itu harus capek memang. Kerja ga ada berhentinya dari pagi sampai malam. Sekarang mama cerewet, nanti kamu jadi ibu-ibu juga pasti cerewet." oh well. Mungkin juga si. haha. And trust me, satu hal yang sangat orang tua inginkan saat anaknya beranjak dewasa adalah untuk tetap bisa dekat dengan anaknya dan berbagi cerita dengan anaknya. Sayangnya, kadang anak merasa hal itu "mengganggu". Mamanya mau a, maksudnya c, anaknya mau b, maksudnya d. jatuhnya malah berantem. Itulah kemudian pelajaran pertama yang gw dapatkan, ketika orang tua ingin tetap merasa dekat dengan anaknya yang beranjak dewasa dan ingin anaknya lebih baik.

and here comes the second..
Malam ini, seperti biasa, kuliah adalah rutinitas. Tapi karena sekarang jadi sopir, jadi jadwalnya kan tergantung ibu bos -baca: nitol, a.k.a adek- dan juga tergantung ibu pejabat -baca: mamah- jadi ya setelah tugas antar jemput sudah selesai, maka gw pun ga tahu apa yang akan dilakukan, untungnya malaikat lagi bernaung, jadi ada ilham untuk belajar di kampus sebelum kuliah. haha. Sampai di kampus, belajar sebentar, saatnya makan malam sebelum kuliah. Makan malam diiringi canda tawa yang berujungkan pada cerita mengenai kehidupan. Yaitu kehidupan berpacaran dan tentang pernikahan. Gw sangat terkejut dan berdecak kagum dengan teman gw yang mengatakan, "Aku uda nikah, tapi sekarang suami aku uda ga ada. Umur pernikahan kami hanya 4 tahun, tapi kami berpacaran selama 13 tahun, mulai dari smp" Wow! very inspiring. Kayanya gw pas denger itu melongo deh. haha. Suaminya meninggal sejak tahun 2003, di usia yang masih sangat muda, 33 tahun. Bersama suaminya itu dia tidak memiliki anak kandung, tapi anak adopsi, yang sekarang berusia 6 tahun. Bahkan sudah 8 tahun berlalu, dan dia masih selalu membawa foto suaminya di dompetnya. "Ini foto suami aku", dia berkata dengan tatapan mata yang masih dipenuhi dengan cinta yang tulus. Kemudian dia melanjutkan ceritanya, "Dulu kita sempet jalan sendiri, tapi ga putus. Yaa kurang lebih setahun ga berhubungan, sampai pernah suatu hari ada yang "nembak" aku, eh terus aku mikir, sebentar, kayanya ga bisa deh, soalnya kayanya aku uda punya pacar dan belum putus". Seketika gelak tawa pun terdengar. Yaampun. bahkan sampai lupa kalau punya pacar. Dan sampai sekarang, temen gw pun berjuang menjadi single parents bagi anaknya dan tidak, atau belum menikah lagi, walaupun ada yang mendekatinya. Dia merasa masih belum menemukan yang sebaik suaminya yang menerima apa adanya. Pelajaran kedua yang kemudian gw dapatkan, tentang kesetiaan dan ketulusan cinta. Menunggu untuk seseorang yang masih berada di dunia aja kadang kita ngeluh, merasa ga sanggup, apalagi ngebayangin menunggu seseorang yang uda ga ada. Lebih berat lagi pasti. Selain sulitnya menerima pasangan apa adanya. Tapi dia menjalankannya dengan senang hati dan penuh rasa syukur atas apa yang pernah Tuhan berikan kepada dirinya: suaminya, pasangannya. Dan kenangan indahnya bersama sang suami akan tetap dia simpan dalam ruangan kecil di hatinya.

Inilah kemudian yang ketiga.
Masih berhubungan dengan kisah pembelajaran yang pertama, namun dari sudut pandang yang berbeda. Ketika perjalanan pulang setelah kuliah, cerita demi cerita tersumbar dari mulut sang sahabat. Ketika dia bercerita betapa ibunya sangat menyebalkan dan memperlakukannya seolah dia masih seperti anak kecil, pas disaat dia merasa lelah dengan keadaan dirinya yang baru tidur beberapa jam saja karena padatnya pekerjaan yang harus diselesaikan. Apalagi ketika sang ibu menelpon kepada bos teman gw yang tak lain adalah saudaranya sendiri, membuat teman gw menjadi semakin sebal, karena semakin memperkeruh suasana. Sang ibu berucap bahwa anaknya tidak memiliki fisik yang begitu kuat, dan takut kuliahnya terbengkalai. Di lain hal, sang ibu menginginkan anaknya pulang setelah hampir seminggu anaknya tidur dirumah eyangnya. Sang anak tidak mau. Ibunya kemudian "mengutus" keponakan lainnya untuk menemani anak perempuannya itu dirumah neneknya yang kosong. Hingga akhirnya terjadilah pertikaian antara keduanya hingga mereka menangis. Dalam hati, sang anak merasa bersalah, mungkin demikian pula dengan sang ibu. Pelajaran lainnya, selain kita harus "menebalkan" kesabaran, juga menjaga emosi dan jangan mendiskreditkan kemampuan orang lain. Ketika seorang anak sudah besar, mereka juga akan bertanggung jawab dengan apa yang telah dipilihnya.

Dan pelajaran selanjutnya..
Adalah ketika gw sampai dirumah dan ngobrol dengan kawan lama. Kami membahas tentang negara ini, korupsi, acara televisi, hingga akhirnya tentang cerita nyata yang berkisah tentang bocah berumur 5 tahun yang merawat ibunya yang lumpuh, seorang diri, sebatang kara. Tanpa ada kehadiran sang ayah, maupun sanak saudara lainnya. Membaca cerita ini membuat gw ingin menangis. Disaat anak lain yang seumuran dengan anak tersebut bermain dengan gembira bersama teman-temannya, bocah lucu itu harus merawat ibunya yang lumpuh, mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci baju, menyetrika, dan menyapu. Semua dikerjakannya tanpa bantuan orang lain, dan dia tidak mengeluh dalam menjalaninya. Cita-citanya pun sungguh sederhana, namun dengan berat hati harus dia tinggalkan, yaitu untuk bersekolah dan mengaji. Pelajaran lainnya yang gw dapatkan, menjalani semua dengan ketabahan hati, pasrah dan dengan senang hati, sesulit apapun itu. Pasti selalu ada jalan untuk setiap masalah, dan selalu ada sisi positif dan pembelajaran dari setiap masalah. Mungkin sulit dilakukan, namun tak ada salahnya mencoba berpikir positif bukan? karena hidup itu adalah proses belajar untuk menjadi lebih baik :). Selain itu, hal lain adalah tentang keluarga. Family is one of the best gift from God. Whatever it is, keluarga itu memang selalu yang pertama menolong saat susah. Ga kebayang kalau ga ada keluarga. And again, thanks God, You send me a wonderful family.

Dan..Yap. Setelah mendengarkan dan membaca kisah kisah tersebut yang diungkapkan orang-orang yang gw kenal, membuat gw merasa sangat bersyukur dan berterima kasih. Kepada Tuhan karena telah mengirim kalian dalam kehidupan gw, mempertemukan gw dengan orang-orang luar biasa seperti kalian dan memberikan pelajaran yang sangat berharga tentang kehidupan, dan hal yang ada di dalamnya. Tak ada kata lain yang bisa gw ucapkan selain, Terima kasih kepada kalian semua. Gw sangat beruntung dipertemukan oleh orang seperti kalian. :)

No comments: