Kalau dilihat selama satu tahun ini, mungkin Bulan Mei
adalah rajanya tanggal merah. Unfortunately, letak dari tanggal merah ini agak menyebalkan
karena berada di akhir bulan, which is kalau mau liburan, duitnya udah dipake
di awal bulan. Selain itu, letaknya
bolong-bolong, sehari libur, sehari masuk, sehari libur lagi. Dalam seminggu
ngerasain 3 kali hari kejepit. Jadi, tetep aja liburnya ga terlalu berasa
kecuali kalau kita ambil cuti. hehe.
Melihat adanya kesempatan libur yang cukup banyak, saya dan
teman saya pun kemudian berencana untuk liburan bersama. Setelah meeting
sana-sini *baca: obrolan panjang lebar dari yang ketemuan sampai dengan digital
a.k.a group chat,* akhirnya tujuan kita adalah rafting di Citarik, Sukabumi.
Pertimbangannya adalah keterbatasan waktu dan saya yang tidak diperbolehkan
untuk menginap. *menghela nafas*
Alhasil, saya bersama dengan pasangan saya harus berangkat
subuh-subuh supaya bisa sampai di Sukabumi kurang lebih pukul 9 pagi dan tidak
terlalu siang untuk rafting. Beberapa teman kami sebelumnya sudah camping
terlebih dulu di sana, jadi kami menyusul. And..this is our journey..
Berangkatlah pacar
saya dari rumahnya di bilangan Cinere jam 3 pagi dengan mengendarai mobil dan sampai di
rumah saya di bilangan Bintaro kira-kira pukul setengah 4 pagi. Perjalanan kali
ini ceritanya adalah naik transportasi umum. Yeay! Saya super excited! Karena
jarang-jarang pergi jauh untuk liburan dan naik transportasi umum selain pesawat, kereta, mobil, atau bis pariwisata. Dari
Bintaro, kita berdua langsung menuju ke Terminal Bus Kampung Rambutan dan
parkir mobil di sana. Parkirannya cukup luas dan cukup aman karena ada yang
bertugas menjaga. Tarif nya pun tidak terlalu mahal, hanya Rp 10.000,00 sehari.
Pada saat kita sampai di Kampung Rambutan, kurang lebih pukul 4 pagi, hiruk
pikuk orang-orang sudah mulai terasa. Saya dan pasangan saya lalu naik Bus
Karunia Bakti.
Udara pagi Jakarta yang dingin masih bisa saya rasakan dari
jendela-jendela bus yang terbuka. Sempat menunggu sekitar 15 menit di dalam
bus, baru akhirnya perjalanan ini dimulai. Saatnya saya untuk tidur. hihi.
Setelah kurang lebih perjalanan selama 1,5 jam, kami berdua turun
di Cianjur, setelah itu naik angkot setan. Naiklah kita berdua di angkot setan
itu. Surprisingly, baru masuk dan duduk, angkot itu langsung jalan dengan
kencang. Pasangan saya melihat saya then he said, "This is why they called
it with 'angkot setan' karena jalannya ugal-ugalan." Oke. Sesaat merasa
miris juga melihat keadaan transportasi Indonesia yang kacau begini. Ga hanya
orang, burung pun juga ikut naik angkot. hehe.
Anehnya, walaupun ugal-ugalan dan penuh sesak, saya tetap
bisa tertidur pulas di dalam angkot setan ini. Pasangan saya pun sampai bingung.
haha. Positifnya adalah di setiap hal buruk pasti ada hal baik. Berkat kelakuan
sopir setan angkot yang ugal-ugalan, salip kanan salip kiri, dempet kanan
dempet kiri, kami pun sampai lebih
cepat dari yang diperkirakan.
Turun dari angkot setan yang ugal-ugalan, kami kemudian naik
'angkot normal' yang ga pake salip kanan salip kiri, ga berdesakkan. Terlihat
di kiri jalan perkebunan kelapa sawit dan karet yang terbentang luas.
Sesampainya kami di terminal kecil, kami melanjutkan perjalanan kami dengan
ojeg. Hempasan udara sejuk menyentuh lembut kulit. Kurang lebih 15 menit naik ojek, akhirnya kami
berdua sampai di Caldera, Citarik, bahkan sebelum jam 9 pagi! WOW!
Disambut oleh
para sahabat yang sudah berada di sana malam sebelumnya, saya pun merasa tak
sabar untuk memulai rafting.
Akhirnya, jam 10
pagi kami mulai siap-siap untuk rafting! Pakai pelampung, helm, dan juga dayung
di dekat penginapan, kemudian kami harus naik mobil pick up selama 10-15 menit untuk
menuju tempat rafting dan berjalan di jalan setapak. Seneng dan super excited! Penasaran
rasanya karena ini pertama kalinya saya rafting.
Rasanya dekat
dengan alam dan bisa liat keindahannya yang luar biasa. Alam yang begitu baik
pada manusia. Awalnya saya tidak mau nyebur ke sungai citarik karena melihat
airnya yang coklat, eh pas udah nyebur malah ga mau naik dan betah di dalem
air. Hehe.
Debit air saat
itu cukup baik sehingga kami bisa rafting dengan lancar, and it was absolutely fun! Walaupun adrenalin kurang terpacu *sok berani* haha. Bikin nagih dan pengen
nyobain di tempat lain. Rafting juga bisa melatih ketangkasan karena ada
beberapa instruksi yang harus kita ikuti dalam rafting ini supaya bisa tetap aman.
Di akhir rafting,
kami masing-masing mendapat satu buah kelapa muda. Wah, segar! Rafting selama 2
jam masih terasa kurang lama. Setelah selesai minum kelapa muda, kami pun kembali
ke penginapan, mandi, lalu makan siang.
Bagi saya, rafting
pertama kali bagi saya yang terbiasa dengan kehidupan perkotaan ini merupakan
hal yang luar biasa. This is what I’m looking for! Ketika bisa liburan
menikmati alam, keluar dari bisingnya perkotaan yang udah penuh dengan hiburan
semu yang disebut mall, di sini saya bisa bertemu orang desa dan ngobrol dengan orang yang ga
saya kenal sebelumnya. I wish for another journey!