Thursday 24 July 2014

Cerita Rafting Pertama

Kalau dilihat selama satu tahun ini, mungkin Bulan Mei adalah rajanya tanggal merah. Unfortunately, letak dari tanggal merah ini agak menyebalkan karena berada di akhir bulan, which is kalau mau liburan, duitnya udah dipake di awal bulan. Selain itu, letaknya bolong-bolong, sehari libur, sehari masuk, sehari libur lagi. Dalam seminggu ngerasain 3 kali hari kejepit. Jadi, tetep aja liburnya ga terlalu berasa kecuali kalau kita ambil cuti. hehe.

Melihat adanya kesempatan libur yang cukup banyak, saya dan teman saya pun kemudian berencana untuk liburan bersama. Setelah meeting sana-sini *baca: obrolan panjang lebar dari yang ketemuan sampai dengan digital a.k.a group chat,* akhirnya tujuan kita adalah rafting di Citarik, Sukabumi. Pertimbangannya adalah keterbatasan waktu dan saya yang tidak diperbolehkan untuk menginap. *menghela nafas*

Alhasil, saya bersama dengan pasangan saya harus berangkat subuh-subuh supaya bisa sampai di Sukabumi kurang lebih pukul 9 pagi dan tidak terlalu siang untuk rafting. Beberapa teman kami sebelumnya sudah camping terlebih dulu di sana, jadi kami menyusul. And..this is our journey..

Berangkatlah pacar saya dari rumahnya di bilangan Cinere jam 3 pagi dengan mengendarai mobil dan sampai di rumah saya di bilangan Bintaro kira-kira pukul setengah 4 pagi. Perjalanan kali ini ceritanya adalah naik transportasi umum. Yeay! Saya super excited! Karena jarang-jarang pergi jauh untuk liburan dan naik transportasi umum selain pesawat, kereta, mobil, atau bis pariwisata. Dari Bintaro, kita berdua langsung menuju ke Terminal Bus Kampung Rambutan dan parkir mobil di sana. Parkirannya cukup luas dan cukup aman karena ada yang bertugas menjaga. Tarif nya pun tidak terlalu mahal, hanya Rp 10.000,00 sehari. Pada saat kita sampai di Kampung Rambutan, kurang lebih pukul 4 pagi, hiruk pikuk orang-orang sudah mulai terasa. Saya dan pasangan saya lalu naik Bus Karunia Bakti.

Udara pagi Jakarta yang dingin masih bisa saya rasakan dari jendela-jendela bus yang terbuka. Sempat menunggu sekitar 15 menit di dalam bus, baru akhirnya perjalanan ini dimulai. Saatnya saya untuk tidur. hihi.  Setelah kurang lebih perjalanan selama 1,5 jam, kami berdua turun di Cianjur, setelah itu naik angkot setan. Naiklah kita berdua di angkot setan itu. Surprisingly, baru masuk dan duduk, angkot itu langsung jalan dengan kencang. Pasangan saya melihat saya then he said, "This is why they called it with 'angkot setan' karena jalannya ugal-ugalan." Oke. Sesaat merasa miris juga melihat keadaan transportasi Indonesia yang kacau begini. Ga hanya orang, burung pun juga ikut naik angkot. hehe.
Anehnya, walaupun ugal-ugalan dan penuh sesak, saya tetap bisa tertidur pulas di dalam angkot setan ini. Pasangan saya pun sampai bingung. haha. Positifnya adalah di setiap hal buruk pasti ada hal baik. Berkat kelakuan sopir setan angkot yang ugal-ugalan, salip kanan salip kiri, dempet kanan dempet kiri, kami pun sampai lebih cepat dari yang diperkirakan.

Turun dari angkot setan yang ugal-ugalan, kami kemudian naik 'angkot normal' yang ga pake salip kanan salip kiri, ga berdesakkan. Terlihat di kiri jalan perkebunan kelapa sawit dan karet yang terbentang luas. Sesampainya kami di terminal kecil, kami melanjutkan perjalanan kami dengan ojeg. Hempasan udara sejuk menyentuh lembut kulit. Kurang lebih 15 menit naik ojek, akhirnya kami berdua sampai di Caldera, Citarik, bahkan sebelum jam 9 pagi! WOW!

Disambut oleh para sahabat yang sudah berada di sana malam sebelumnya, saya pun merasa tak sabar untuk memulai rafting.

Akhirnya, jam 10 pagi kami mulai siap-siap untuk rafting! Pakai pelampung, helm, dan juga dayung di dekat penginapan, kemudian kami harus naik mobil pick up selama 10-15 menit untuk menuju tempat rafting dan berjalan di jalan setapak. Seneng dan super excited! Penasaran rasanya karena ini pertama kalinya saya rafting.

Rasanya dekat dengan alam dan bisa liat keindahannya yang luar biasa. Alam yang begitu baik pada manusia. Awalnya saya tidak mau nyebur ke sungai citarik karena melihat airnya yang coklat, eh pas udah nyebur malah ga mau naik dan betah di dalem air. Hehe.

Debit air saat itu cukup baik sehingga kami bisa rafting dengan lancar, and it was absolutely fun! Walaupun adrenalin kurang terpacu *sok berani* haha. Bikin nagih dan pengen nyobain di tempat lain. Rafting juga bisa melatih ketangkasan karena ada beberapa instruksi yang harus kita ikuti dalam rafting ini supaya bisa tetap aman.

Di akhir rafting, kami masing-masing mendapat satu buah kelapa muda. Wah, segar! Rafting selama 2 jam masih terasa kurang lama. Setelah selesai minum kelapa muda, kami pun kembali ke penginapan, mandi, lalu makan siang.

Bagi saya, rafting pertama kali bagi saya yang terbiasa dengan kehidupan perkotaan ini merupakan hal yang luar biasa. This is what I’m looking for! Ketika bisa liburan menikmati alam, keluar dari bisingnya perkotaan yang udah penuh dengan hiburan semu yang disebut mall, di sini saya bisa bertemu orang desa dan ngobrol dengan orang yang ga saya kenal sebelumnya. I wish for another journey!